Realitas Sosial Remaja Penggemar Budaya Korea (K-POP) di Bandar Lampung
DOI:
https://doi.org/10.29303/resiprokal.v4i2.208Keywords:
Gaya hidup, Remaja, Budaya korea, K-popersAbstract
Perkembangan globalisasi turut serta membawa budaya korea (K-Pop) masuk ke Indonesia. Masuknya budaya ini cukup digemari oleh para remaja yang membuat mereka kemudian membentuk komunitas pecinta K-Pop dengan gaya hidup tersendiri. Bahkan, komunitas pecinta budaya korea (K-Pop) ini tumbuh dan berkembang membentuk solidaritas yang kuat antar anggotanya. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan realitas remaja penggemar penggemar budaya Korea (K-pop) di Kota Bandar Lampung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode penelitian kualitatif dengan tipe penelitian deskriptif. Data didapatkan dari hasil observasi, interview dan studi pustaka. Hasil penelitian menunjukan bahwa kecintaan remaja terhadap budaya korea dilatarbelakangi oleh tiga faktor yaitu kekaguman akan karya yang ditampilkan, dance atau tarian dan aspek visual anggota grup K-pop tersebut. Adapun realitas sosial kehidupan remaja penggemar budaya Korea di Kota Bandar Lampung ini diwarnai dengan berbagai aktivitas yang berkenaan dengan idolanya. Dalam hal ini, teori tindakan sosial Max Weber menjadi dasar dalam menganalisa aktivitas yang dilakukan oleh penggemar budaya korea mengidentifikasi dirinya kedalam komunitas pecinta K-Pop di Bandar Lampung. Adapun aktivitas yang dilakukan oleh remaja penggemar budaya korea meliputi interaksi yang khas antar sesama komunitas pecinta budaya korea, penggunakan simbol yang mencirikan diri mereka sebagai K-Popers, melakukan imitasi (peniruan) terhadap idolanya seperti meniru gaya berpakaian dan make up yang ditampilkan oleh para penggemar korea. Realitas kehidupan remaja penggemar budaya korea ini juga berdampak pada kehidupan sehari-hari berupa dampak positif seperti menguasai bahasa korea, banyak teman, termotivasi dan memiliki usaha dari K-Pop dan dampak negatif seperti tigma negatif dari teman, kurang tidur, lupa waktu dan boros.
Downloads
References
Apriliani, R., & Setiawan, R. (2019). Pembentukan Konsep Diri Mahasiswa Penggemar Budaya Populer Korea. Hermeneutika: Jurnal Hermeneutika, 5(2), 107–120.
Hong, E. (2014). The birth of Korean cool: How one nation is conquering the world through pop culture. Picador.
Ihromi, T. (2006). Pokok-pokok Antropologi Budaya. Yayasan Obor Indonesia.
Iskandar. (2010). Metode Penelitian Pendidikan dan Sosial (Kualitatif dan Kuantitatif). Gaung Persada Press.
Madrid-Morales, D., & Lovric, B. (2015). ‘Transatlantic connection’: K-pop and K-drama fandom in Spain and Latin America. The Journal of Fandom Studies, 3(1), 23–41.
Miles, M.B. & Huberman, A. M. (1992). Analisis Data Kualitatif: Buku Sumber Tentang Metode-Metode Baru. UI Press.
Park, H. S. (2021). Why have K-Pop Dance Practice Videos Become So Popular. Dikutip dari: https://m.koreatimes.co.kr/pages/article.asp?newsIdx=302847
Rahmawati, C. (2020). The Massive Korean Wave in Indonesia and Its Effects in the Term of Culture.
Ritzer, G. (2004). Teori Sosiologi Modern. Kencana Prenada Media.
Sitanggang, L. F., & Lion, E. (2021). Perspektif Mahasiswi Program Studi Ppkn Universitas Palangka Raya Tentang Budaya Populer Korea (K-Pop) Terhadap Gaya Hidup. Jurnal Paris Langkis, 1(2), 23–35.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Alfabeta.